DISKUSI PUBLIK
Thema : Peluang-Tantangan Pembangunan di 5 DOB Pasca Rehabilitasi Rekonstruksi dan Pasca Pemekaran.
Hari / Tanggal : Sabtu/ 6 Agustus 2011
Waktu :09.00-12.00 Wib
Tempat :Jl.Diponegoro No.505, KM.5, Desa Miga, Gunungsitoli.

3.NITP/UNDP (Faisar Jihadi, SE,GcGIS,MNRD).
Peserta : Abineri Gulo, Fonaha Zai, Oferedi Harefa, Aroli Hulu, Arifin Telaumbanua, Yaredi Waruwu, Aliaro Gulo, One Men Halawa, Happy Suryani Harefa, Idaman Gulo, Yanuarman Gulo, Hendrik Yanto Halawa.
Forum Peduli Tano Niha (FORNIHA), telah mengadakan sebuah Diskusi Tematis Publik yang dilaksanakan pada 6 Agustus 2011 lalu. yang mana tujuan dilaksanakannya ini adalah dapat melaksanakan sharing informasi agar semua elemen bisa lebih bersinergis untuk berkontribusi dalam rangka mendorong pembangunan di Kepulauan Nias, Diharapkan juga diskusi ini dapat menghasilkan rekomendasi penting untuk pembangunan Kepulauan Nias ke depan. Demikian disampaik Direktur FORNIHA, One Man Halawa pada kegiatan tersebut.

Dalam diskusi ini oleh 3 (tiga) orang narasumber yang berasal dari DPRD Kota Gunungsitoli, BAPPEDA dan UNDP (NITP) . masing-masing menyampaikan presentasi kecil mereka berupa penyampaian apa yang telah terjadi selama ini baik di Kota Gunungsitoli mapun di Kepulauan Nias pada umumnya.
Seperti yang disampaikan oleh M.Faisar (NITP), NITP adalah suatu projekt UNDP. Projek UNDP ada puluhan-ratusan di Indonesia, NITP di kepulaun Nias berfokus di Nias dan Nias Selatan dan ada juga TRWMP (Gunungsitoli dan Nias Selatan), yang memiliki fokus yang berbeda, Pimpinan NITP adalah Departemen Dalam Negeri (DEPDAGRI). Anggotanya meliputi, Depdagri, Bappenas, Undp Contry Office, PEMDA Nias, PEMDA Nias Selatan, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, BPKP dan Kementerian Keuangan. Semua penggunaan dana di monitor langsung oleh PBKB untuk integritas pelaksanaan projek oleh UN.
Soal keterlibatan UNDP, untuk membuat Nias aman terdapat 6 variabel yaitu : 1. Ketangguhan sosial (Sosial Ressilence), 2. Ketangguhan ekonomi, 3. Ketangguhan Kelembagaan, 4. Ketangguhan infrastruktur, 5. Ketangguhan modal masyarakat, 6. Ketangguhan ekologi.
dari kesimpulan diatas dapat ditarik bahwa : 1-5 variabel tersebut, ketangguhan masyarakat di Kepulauan Nias masih rendah dan Masih banyak sekali pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah, dan oleh CSO oleh karena PRB belum diintegrasikan pada masa BRR.

Namun, ada sedikit persoalan dalam program LEDP yang dilaksanakan di 5 Kabupaten/ Kota. Prosesnya masih sangat terlambat, oleh karena saat ini masih proses pendataan-pendataan sedangkan projek ini harus berakhir akhir tahun 2011.; Dalam komponen anggarannya, Program peningkatan kapasitasnya kurang dirancang dengan baik, sehingga hasilnya pasti akan kurang maksimal. Contohnya adalah biaya konsultan yang sangat besar dan penjadwalan waktu pelaksanaaan yang kurang efektif.
Sebagai kesimpulan, Bagaimana dana untuk pembangunan ekonomi masyarakat di kepulauan ini bisa sama-sama dikawal dan program tersebut, benar-benar dapat menguatkan mata pencaharian masyarakat dalam arti yang sesungguhnya. Demikian di sampaikan oleh Bapak Ir. A. Zega.
Narasumber selanjutnya yaitu Emanuel Ziliwu/Komisi A/Anggota DPRD Kota Gunungsitoli.
Kegiatan ini sangat diapresiasi untuk pertukaran informasi dan pengetahuan dan kepedulian NGO terhadap pembangunan di Kepulauan Nias. DPRD Kota Gunungsitoli, kurang lebih 1 tahun setelah dilantik/ pada bulan April 2010, ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu : 1. Pembentukan struktur dari pimpinan hingga struktur komisi DPRD Kota Gunungsitoli, 2. Akhir 2010, dilaksanakan pengesahan APBD 2010. APBD 2010 sangat menyedihkan karna hanya dapat DAU sekitar 98 Miliar dimana 90 M saja, sudah habis di Gaji. Menurutnya, dengan jumlah dana tersebut, DPRD tidak bisa maksimal melakukan kegiatan secara maksimal, selain kegiatan rutinitas, 3. Akhir tahun 2010, Kota Gunungsitoli, diberikan kepercayaan untuk mengelola anggaran sebesar 352 Miliar dan beberapa program telah dilaksanakan. Namun, DPRD sedikit kecewa, bahwa sesuai aturan yang telah ditetapkan pada 31 Desember pengesahannya, hingga sekarang penyerapan dana tersebut, belum sampai 20-30 %. Kendalanya adalah DAK tersebut belum dilengkapi dengan JUKNIS (sama halnya seperti proses NITP) yakni menunggu rekomendasi/ JUKNIS dari 3 MENTERI. Contohnya adalah anggaran untuk dana pendidikan terkendala, Selain APBD, DPRD Kota Gungungsitoli telah menyepakati ada 11 PROLEKDA di tahun 2011, salah satunya adalah mengenai RTRW yang masih belum terselesaikan. Persoalan hutan lindung jadi masalah dimana seluruh wilayah Kepulauan Nias dijadikan hutan lindung. Namun untuk Kota, menurut informasi terakhir dengan PANSUS yang sudah terbentuk di provinsi, khususnya untuk Kota Gunungsitoli, 98 % sudah diputihkan dari registrasi kawasan hutan. sekelumit yang disampaikan oleh Bapak Imanuel Ziliwu dari Komisi A DPRD Kota Gunung sebagai bahan dalam diskusi tematis publik ini.
Namun dari sekian banyak yang telah disampaikan narasumber ini sangat mengundang banyak tanggapan dari peserta yang hadir seperti :

Bapak Aroli Hulu : Bicara soal tantangan peluang, ada banyak variabel yang layak dibahwa setelah Rehab Rekons dan Setelah Pemekaran., Pembicaraan ini sangat luas. Terkait tema ini, perlua direkomendasikan agar Forniha merancang suatu kegiatan besar seperti seminar yang melibatkan lebih banyak stakeholder, Mengenai NITP (Nias Island Transition Project), dari ekspose yang telah disampaikan, NITP cukup menjanjikan seperti angin surga namun persoalannya jika anggin surga ini banyak dibicaarakan orang dapat menjadi angin kencang, dan jika capai orang membicarakannya jadi angin sepoi-sepoi dan dikhawatirkan dapat menjadi angin lalu. Projek NITP barangkali perlu lebih dibumikan atau didaratkan mimpi-mimpi terkait NITP tersebut.
Bapak Arifin Telaumbanua : Informasi yang seperti ini, akan merangsang kita untuk memikirkan terhadap apa yang perlu dilakukan untuk ke depan., Mengenai ekspose terhadap kendala-kendala yang dihadapi, dari pemaparan tersebut, pola kerja sama antara UNDP dengan PEMDA menemukan banyak kendala, oleh karena masalah birokrasi, sehingga memolorkan jadwal pelaksanaan program.

Bapak Oferdei Harefa : Sebenarnya kapan program NITP kapan akan di implementasikan, apa peran Kita juga dalam program tersebut ? biar program tersebut benar-benar membumi. Karena jikalau tidak jelas ya perlu ditolak saja dari pada hanya menjadi angin surga.
Hingga selesainya Diskusi ini tetap berjalan lancar meskipun dalam suasana ramadhan dan tidak mengganggu aktifitas para aktivis pemerhati di kepulauan nias. (admin)
0 komentar:
Posting Komentar